0

indonesia dikuasai Korupsi

Korupsi, ya kata korupsi sudah tidak asing lagi di negara ini, negara yang disebut dengan negara agraris, dan sering disebut sebagai biodiversity, kekayaan alam yang melimpah, potensi sumber daya alam yang tinggi, tapi kenyataannya negara ini miskin, kemiskinan adalah salah satu masalah terbesar di negara ini, yaitu Indonesia. Julukan yang kaya semakin kaya, dan yang miskin semakin miskin memang terjadi di negara ini. Mengapa? Kasus Korupsi lah yang menjadi alasan kenapa negara ini selalu miskin, dan negara ini disebut sebagai negara dunia ketiga, tidak mau maju seperti negara-negara lainnya, negara ini masih diselimuti oleh keegoisan para penguasa, hanya mementingkan diri sendiri. Indonesia pun akhirnya masuk kedalam nominasi korupsi terbesar di dunia, bayangkan saja birokrasi di Indonesia sudah bukan untuk melayani masyarakat atau sebagai alat untuk menyejahterakan masyarakat, tetapi nyatanya birokrasi hanya dijadikan sebagai pencarian jabatan, mencari status atau pangkat yang tinggi untu menghasilkan uang yang banyak demi menghidupi keluarganya, bukan menghidupi masyarakat secara keseluruhan. Tak heran apabila banyak dari keluarga-keluarga yang dikatakan sebagai “wakli rakyat” terjebak oleh kasus korupsi.

Sebenarnya korupsi itu sudah melekat pada setiap masyarakat Indonesia, tidak hanya berbentuk uang saja, Contoh yang dapat kita lihat sehari-hari, banyak sekali mahasiswa yang keluar kelas saat jam kuliah masih berlangsung. Mereka menggunakan jam kuliah mereka hanya untuk sekedar mengisi perut atau yang lain. Sebagian besar alasan mereka melakukan hal tersebut karena kurangnya waktu senggang sehingga mereka menggunakan jam kuliah hanya untuk hal-hal yang tidak begitu penting. Secara tidak langsung, mereka tak menghormati Dosen yang mengajar. Sebagai mahasaiswa, seharusnya mereka harus lebih pintar mengatur waktu yang ada sehingga jam kuliah tidak terganggu. Selain itu, bolos juga termasuk salah satu bentuk korupsi waktu. Memang tidak begitu banyak yang melakukan hal ini, namun bukan berarti tidak ada. Beberapa mahasiswa ada yang pernah membolos dalam suatu mata kuliah. Padahal disini mereka membayar biaya pendidikan, tapi mereka malah menikmatinya bukan merasa rugi karena telah menyia-nyiakan waktu kuliah dan biaya yang telah di keluarkan. Sulit rasanya untuk menyadarkan mereka bahwa kuliah lebih penting daripada sekadar hanya nongkrong bersama teman-teman mereka. Ya, memang benar teman adalah sebagai aset kita, namun kita juga harus pandai-pandai mengatur waktu. Jangan sampai kita membolos hanya untuk alasan yang tidak begitu penting.

Seperti itulah generasi muda zaman sekarang. Lebih suka berhura-hura daripada belajar dengan serius. Mereka lebih mementingkan kesenangan sesaat yang mungkin bisa berpengaruh buruk untuk masa depan. Jadi, tidaklah heran jika banyak mahasiswa yang telat masuk, keluar kelas saat masih jam kuliah berlangsung, bahkan tidak sedikit yang membolos. Tak bisa di pungkiri, semua jiwa muda pasti seperti itu, suka tantangan dan senang-senang. Mereka akan merasa ‘keren’ jika absen mereka banyak yang kosong. Mereka dengan bangganya bertukar cerita dengan teman-teman yang sama-sama suka ‘tantangan’.

Padahal tantangan yang sebenarnya bukanlah membolos atau datang terlambat. Tantangan sebenarnya adalah dunia kerja di luar sana. Seharusnya kita rajin datang kuliah dan hadir tepat waktu, menyimak penjelasan Dosen dengan baik dan selalu mengerjakan tugas yang di berikan dengan tepat waktu. Hal ini adalah jalan untuk kita menjawab tantangan yang sebenarnya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda harus menyadari hal ini. sayang sekali, banyak dari kita tidak memahaminya.

Saya heran, banyak mahasiswa yang rela turun ke jalan untuk menindas korupsi, tetapi mereka tidak bercermin kepada dirinya sendiri, apakah dia pun korupsi atau tidak? Korupsi itu lah yang sudah melekat dan menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia, makanya tidak heran apabila pejabat pejabat nya pun seperti itu.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk bisa meminimalisir korupsi? Saya tidak bisa mengatakan menghilangkan korupsi, karena itu adalah sesuatu yang sulit dengan harus mengubah pemikiran banyak orang, adanya revolusi mental pun tidak bisa secara instan, perlu proses yang panjang. Makanya saya hanya bisa berkata meminimalisir korupsi, apabila berhasil barulah bisa menghilangkan korupsi dari negara ini. Jadi menurut sumber yang diperoleh pemerintah harus menjadi katalisator, milik masyarakat, digerakan misi, berorientasi hasil, berorientasi pelanggan, wirausaha, antisipatif, desentralisasi, berorientasi pasar dan semua menjadi satu.

Tetapi saya kurang setuju adanya desentralisasi, adanya desentralisasi malah menyebabkan timbulnya masalah korupsi baru, karena desentralisasi itu merupakan penyerahan kekuasaan kepada daerah. Saat sentralisasi saja sudah banyak meninmbulkan kasus korupsi apalagi saat diserahkan kepada daerah, korupsi semakin sulit teridentifikasi. Contoh kasus saat zaman Soeharto, korupsi yang terjadi hanya 10%, dan 90% untuk rakyat, itu adalah masih zamannya sentralisasi, dan sekarang ada kebijakan baru yaitu adanya desentralisasi menjadi terbalik 10% untuk rakyat dan 90% untuk di korupsi, karena birokrasinya yang terlalu panjang.

Indonesia ini terlalu manja, tidak adanya ketegasan, hukuman-hukuman yang ada tidak membuat efek jera, hukuman ini asal menghukum saja, asalkan dia sudah dihukum, untuk para koruptor hukuman yang diberikan tidak terlalu berat, bahkan hukuman yang diberikan lebih ringan dari pada orang yang mencuri ayam tetangga. Beda saat zamannya Soeharto yang selalu bunuh, orang yang di nyatakan salah langsung dibunuh, orang yang melakukan korupsi langsung dibunuh, kecuali kerabat dan keluarganya yang korupsi.

 

0

HARI PERTAMA MAGANG UKF

HARI PERTAMA MAGANG 25 februari 2015 adalah hari pertama saya magang di UKF yaitu Uni Konservasi Fauna, awalnya itu pun tidak direncanakan, ternyata pada malam itu sedang diadakan rapat panitia untuk mengadakan stand photografi hasil ekspedisi batas negeri, saya di ajak oleh teman saya Vanya, dia adalah salah satu anggota dari UKF, tak terkira ternyata rapatnya adalah di luar kampus, di daerah balio di tempat kontrakan teman teman dari UKF, setelah saya datang ternyata saya telat, rapatnya telah dimulai. Tetapi meskipun begitu mereka tetap menyambut hangat kedatangan saya, saya seperti anggota yang sudah lama tidak bertemu mereka, dan terbukti pada malam itu oun saya telah diberikan jobdesk untuk menjaga stand photografi tersebut pada setiap hari jumat yang akan di mulai pada Tanggal 16-20 Maret 2015. Pameran photografi ini di ketua i oleh Akbar, sekertaris nya adalah Irma, dan Bendahara nya oleh Susi. Tidak hanya menjaga stand saja, jobdesk lainnya yaitu selalu stand by, interpretasi photo yang berarti orang tersebut harus mengerti jelas tentang isi photo tersebut, lalu ada promosi seminar Ekspedisi Batas Negeri, menyapu agar stand tetap bersih, mengarahkan isi daftar pengunjung, dan tentunya melayani pengnjung dengan ramah. Tidak lama dari itu rapat pun di tutup. Dan pada saat itu saya meminta izin secara langsung kepada ketua umum UKF, saya menjelaskan tetang tujuan magang saya, dan berapa lama saya magang. Dan beliau pun menerima saya dengan senang hati, beliau menawarkan saya untuk masuk kedalam beberapa divisi yang ada di UKF, Saya memilih divisi konservasi reptil dan amfibi, biasanya divisi ini sering melakukan pengamatan, baik pagi, siang maupun malam, divisi ini termasuk kedalam bidang keilmuan. Kebetulan divisi ini sedang mengadakan rapat mengenai pendidikan untuk angkatan baru. Dalam rapat ini membicarakan tentang hal apa saja yang akan disampaikan. Yang baru saya kenal dalam divisi ini adalah vanya, opung, mada, karena pada malam itu hanya ada 3 orang yang mengikuti rapat. Tidak menyangka, baru hari pertama masuk magang saya sudah kenal banyak teman teman yang ada di UKF, saya akui mereka sangat solid, yang menguatkan mereka bertahan dalam UKF adalah kekuatan sosial mereka, “yang penting kumpul” baik ada rapat maupun tidak mereka tetap berkumpul, dan untuk alumni alumni mereka tetap hadir dan masih mengikuti beberapa kegiatan-kegiatan UKF. Rapat general nya biasanya dilaksanakan pada hari jumat dan itu diwajibkan datang untuk anggota aktif dan anggota kekeluargaan. Nah anggota kekeluargaan ini lah anggota yang sudah pada lulus. Dan dalam UKF ini tidak ada yang namanya senior maupun junior, semua angkatan sama, tetapi mereka masih tetap junjung tinggi etika.

0

REFLEKSI KEKUATAN SOSIAL YANG TERJADI PADA MASYARAKAT KOTA

Kekuatan sosial merupakan nilai atau norma, panduan, sistem yang sudah berakar dari masyarakat, biasanya kekuatan sosial ini diwariskan secara turun-temurun, atau terbangun dengan sendirinya. Kekuatan sosial akan lebih efektif dalam membangun sebuah desa, karena biasanya kekuatan kekuatan sosial ini terjadi pada lingkup desa, misalnya sistem kepercayaan, saling tolong-menolong, saling peduli satu sama lain, saling menghargai dan lain- lain. Kekuatan sosial ada karna masyarakat mengalami hal yang sama, karna masyarakat mempunyai nasib yang sama dan hal ini lah biasanya terjadi pada linkup desa, masarakat desa mayoritas tergolong homogen, dalam hal pekerjaannya, kondisi rumahnya, kebutuhan-kebutuhan pokok untuk mencukupi kehidupan mayoritas tergolong sama, sehingga kekuatan-kekuatan sosial tersebut bisa terbangun dengan sendirinya. Misalnya salah satu anggota suatu rumah tangga sedang sakit, dan sakitnya itu cukup parah, anggota rumah tangga tersebut tidak bisa membiayai biaya rumah sakit, siapa lagi yang bisa mereka andalkan selain tetangganya atau berkonsultasi kepada RT setempat? Warga setempat pun antusias untuk membantunya, bisa dalam hal menyumbangkan uang maupun meminjamkannya uang, karena mereka pun berfikir apabila mereka berada di posisi itu, dan mereka pun pasti membutuhkan bantuan orang lain. Warga desa biasanya saling percaya satu sama lain, sehingga apabila mereka menolong salah satu anggota keluarganya yang sakit mereka pun akan mendapatkan feedback kedepannya meskipun hal itu jarang dirasakan. Atau hal kecil saja seperti sholat berjamaah, sholat berjamaah bisa membangun ikatan sosial, meskipun hanya dengan sholat secara bersama-sama, tetapi secara tidak langsung masyarakat mengenal satu sama lain, dan apabila ada salah satu jamaah tidak mengikuti sholat berjamaah lagi, maka akan menjadi perhatian mengapa dia tidak sholat berjamaah hari ini, itu salah satu sebagai rasa kepedulian antar sesama.

Dan apakah bisa kekuatan sosial ada pada masyarakat kota? Itulah yang menjadi pertanyaan besar sebenarnya, persepsi orang tentang masyarakat kota adalah heteregon, karena tinggal disuatu kota mereka mempunyai kesibukan masing-masing karena tempat mereka bekerja pun berbeda, pekerjaan di kota sangat beragam, tidak hanya berladang, atau bertani seperti di desa, tetapi bekerja mulai dari menjadi kuli bangunan, office boy, satpam, cleaning service, karyawan swasta, pegawai negeri, hingga menjadi pejabat-pejabat tinggi, jarang sekali mereka bisa bertemu denan lingkungan di rumah sekitarnya, mereka mulai pergi bekerja pada subuh sampai larut malam, tidak ada aktifitas atau waktu untuk bisa bersapaan dengan sesama tetangga, apalagi dengan tetangga, untuk keluarga mereka pun sulit rasanya.sehingga dapat dikatakan bahwa memang jarang ada ikatan ikatan sosial ada di masyarakat kota. Selain para suami atau bapak-bapak yang bekerja, di suatu kota biasanya para istri pun atau para ibu-ibu menjadi seorang wanita karir, sehingga jarang rumahnya terisi, rumah terisi hanya untuk tidur saja.

Sama seperti halnya pengalaman saya, sejak saya berada dalam suatu asrama TPB dengan pindah ke kos- kosan. Asrama TPB diibaratkan sebuah desa, karena kita mempunyai kebutuhan yang sama, jadwal kuliah yang sama, kita sama-sama mayoritas mahasiswa perantau, dan kita pun baru pertama kali menginjak bogor. Setiap pagi-siang malam kita selalu bertemu, dan tentunya kita pasti saling mengenal satu sama lain, mulai dari namanya, asal daerahnya, departemen dan lain-lain. Hal ini oun di dukung dengan adanya pengajian lorong, pengajian gedung, acara-acara asrama, apel pagi dan lain-lain. Tidak disadari bahwa ternyata telah membangun ikatan ikatan sosial, seperti adanya kasus teman saya yang sakit, dengan tidak di tunda lama kita pun langsung mengantarkannya ke rumah sakit, selain mengantarkannya ke rumah sakit, kita pun membuat sumbangan untuk dia, kita meminta sumbangan ke beberapa asrama, dan uangnya di pakai untuk biaya pengobatannya. Dan setelah saya pindah ke kosan, anggaplah kosan itu sebagai kota, selama satu tahun di kosan tersebut yang saya kenal hanya teman sebelah dan teman yang ada di depan kamar saya. Karena sudah mempunyai kesibuka masing masing, setelah masuk tingkat departemen sudah mulai banyak tugas dan tugasnya berbeda tidak seperti pada saat TPB, sudah mulai berorganisasi disana sini, sehingga waktu itu berinteraksi dengan teman teman yang ada di kosan pun terbilang tidak pernah. Dan pada suatu kejadian fatal, ada tetangga kosan yang meninggal pun, teman teman kosannya tidak ada yang mengetahui, itulah mengapa pentingnya ada kekuatan kekuatan sosial.

Dan ternyata memang bahwa kekuatan-kekuatan sosial yang di masyarakat kota hampir tidak ada, salah satu faktor utama penyebabnya adalah kurang nya interaksi antar sesama, sehingga rasa kepercayaan, kepedulian antar sesama pun hampir hilang. Jika mereka percaya satu sama lain, rumah-rumah mereka tidak perlu ada satpamnya, tidak perlu meninggikan pagar, pintu selalu tertutup dan lain-lain. Berbeda dengan di desa meskipun pintu rumah tidak di kunci akan aman-aman saja, dan itu menjadi akses terbuka untuk saling bersilaturahmi.

Quote
0

SEMINAR THE WORLD AFTER GRADUATE

THE WORLD AFTER GRADUATE

Generasi Muda ID bekerja sama dengan HIMASIERA untuk mengadakan seminar tentang dunia setelah lulus,yang dihadapkan dengan dunia kerja, mahasisngwa terkadang bingung dengan apa yang harus dia lakukan setelah lulus dan agar tidak salah arah makanya generasi muda ID memberikan pengalaman pengalaman yang bisa bermanfaat untuk para mahasiswa, para pembicara di seminar ini tentu orang yang telah suskes dengan pengalamannya.

Pembicara pertama : Bpk. Anggoro Eko Cahyo selaku General manager human Capital BNI

After Graduation : What Next ? mempersiapkan diri memasuki dunia kerja

Ada beberapa alternatif pilihan setelah lulus, yaitu :

  1. Melanjutkan kuliah yang jenjang lebih tinggi
  2. Pengabdian kepada masyarakat untuk mengimplementasikan hasil belajar selama kuliah, contonya mengikuti Indonesia Mengajar
  3. Menjadi pengusaha, membuat bisnis sendiri
  4. Bekerja di perusahaan

Fakta dalam pekerjaan

  1. Sosial media, dengan perkembangannya zaman khususnya di jaringan sosial media individu harus sudabisa menyesuaikan diri, dan hati hati dengan sosial media, jika tidak bisa mengendalikan maka sosial media itu bisa menghancurkan orang.
  2. Tuntutan untuk orang bekerja dengan cepat sehingga membuat tim harus bekeja sama dengan lebh baik.maka setiap individu harus cepat belajar.
  3. Kolaborasi dan inovasi

Perbankan Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi implementasi AEC dengan fokus utama penguatan strategi bisnis dan penguatan strategi modal.

Kompetensi yang harus dikuasai 5-10 tahun mendatang adalah agile thinking, Digital Bussiness skills, relationship building.

Yang menjadi perhatian para recruiters wants ;

  1. Kemampuan komunikasi, lisan, tulisan dan mendengar.
  2. Confidence ; tampil perencaya diri dalam berinteraksi dan menyelesaikan tugas
  3. Persistence ; gigih dalam menyelesaikan tugas
  4. Team work; keterampilan sosial
  5. Bussiness acumen; kenali proses bisnis perusahaan.

 

 

Pembicara kedua: Dony Rahajoe selaku Dirktur Sinar Mas

Topik: Creating Shared Value

Fakta Soft Skill:

20% Hard Skills

80% Soft Skills

 

Sesi Tanya Jawab:

  1. Abdillah dari UIK: Menyikapi ASEAN 2015
  2. Hening IPB: Persistensi di tempat kerja
  3. Suci: Manajemen diri di titik jenu